
CIREBON (rq) – Fadli Rahman, salah seorang remaja asal desa Setu Wetan kecamatan Weru kabupaten Cirebon, masih terus berjuang untuk mendapatkan kesembuhan. Terlahir tidak memiliki anus, Fadli tetap bertahan menjalani kehidupannya dengan penuh keikhlasan.
Di usianya yang kini menginjak ke 18 tahun, Fadli masih terus berharap ada sebuah keajaiban yang dapat mengakhiri penderitaannya. Ia ingin sembuh dan segera memiliki anus, agar bisa beraktifitas normal seperti orang pada umumnya. Ia juga tak berinteraksi dengan teman seusianya lantaran kondisi fisiknya tersebut.
Yogi salah satu tokoh masyarakat setempat mengaku miris dengan kondisi yang dialami Fadli tersebut. Ia juga mengaku, ikut mendorong pemerintah setempat agar lebih serius membantu kesembuhan Fadli sesuai dengan yang diharapkan.
“Saya prihatin dengan kondisi Fadli yang sampai dengan saat ini belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Padahal sudah sejak tahun 2019 ia berjuang meminta pertolongan kepada pemerintah. Tapi sampai dengan saat ini, saya melihat kondisi Fadli belum mendapatkan keinginannya untuk hidup normal seperti yang lainnya,” ujar Yogi, Selasa (06/05/2025).
Dikatakan Yogi, ketiadaan biaya juga menjadi salah satu faktor penghambat keluarga Fadli untuk terus memperjuangkan kesembuhan anaknya itu. Ayahnya yang hanya bekerja sebagai buruh kasar, membuat Fadli harus pasrah menerima keadaan yang pahit itu.
“Bayangkan, 18 tahun hidup tidak punya anus. Buang air besarnya lewat perut. Rasanya pasti perih dan sakit, karena feses yang seharusnya keluar dari anus justru keluar dari perut bagian kiri. Perut Fadli juga harus terus dililit kain untuk menahan feses,” imbuh Yogi.
Tak cuma itu, dikatakan Yogi juga, selain kondisi kesehatan Fadli yang tidak normal, kondisi rumahnya pun perlu mendapat bantuan. Fadli tinggal bersama adik beserta kedua orang tuanya di rumah yang kondisinya serba seadanya.
“Kondisi Fadli ini memang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Bukan cuma urusan kesehatannya saja agar bisa mendapatkan operasi total, tetapi kondisi rumahnya juga harus segera dibantu oleh pemerintah baik desa ataupun daerah. Bahkan tahun lalu juga sempat dikunjungi ibu Wakil Bupati, tapi sampai saat ini tidak ada realisasinya,” pungkas Yogi.
Sampai dengan berita ini dipublikasikan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah setempat, baik pemerintah desa Setu Wetan maupun pemerintah Kabupaten Cirebon. (R01/Bby)