
CIREBON (rq) – Upaya yang dilakukan Boby, aktivis sosial sekaligus pemerhati kebijakan publik, untuk bersilaturahmi dan melakukan konfirmasi kepada Kepala Desa (Kuwu) Megu Gede, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, kembali menemui jalan buntu.
Meskipun sudah berulang kali mendatangi kantor desa, termasuk menyampaikan surat resmi permohonan pertemuan, pihak Kepala Desa dinilai tidak kooperatif.
Pertemuan yang sebelumnya dijadwalkan pada Selasa, 26 Agustus 2025, pukul 10.00 wib, sebagaimana tercantum dalam surat yang dikirimkan, kembali gagal terlaksana karena kepala desa Megu Gede tidak sedang berada ditempat. Bahkan ketika perangkat desanya mengkonfirmasi pun, Kepala Desa tidak merespon.
Kegagalan tersebut menimbulkan kekecewaan baginya, yang sejak awal berharap adanya komunikasi terbuka mengenai berbagai isu dan program pembangunan di Desa Megu Gede.
Sejalan dengan itu, Boby juga mengatakan bahwa saat ini Gubernur Jawa Barat, tengah mendorong terwujudnya desa – desa terbaik melalui program gapura Sri Baduga Provinsi Jawa Barat. Namun, sikap Kepala Desa Megu Gede yang dinilai abai dan tertutup, justru bertolak belakang dengan semangat program tersebut.
“Sikap acuh dan masa bodo yang ditunjukkan oleh seorang kepala desa Megu Gede dinilai layak menyandang predikat sebagai salah satu desa dengan kepemimpinan terburuk di Kecamatan Weru. Koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dan stafnya juga diduga tidak ada,” tegasnya.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, Boby mendesak kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMPD) kabupaten Cirebon, Inspektorat kabupaten Cirebon, serta Gubernur Jawa Barat melalui program KDM untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak).
“Langkah itu diharapkan dapat membuka fakta terkait kualitas pelayanan publik, transparansi pemerintahan, serta keterbukaan dalam realisasi anggaran APBDes di Desa Megu Gede,” pungkasnya. (R01/ris)