Lanjut ke konten

Kasus Terjangkit DBD Di Kab. Cirebon Meningkat Drastis, Aktivis Ingatkan Ini

8 Juli 2025

CIREBON (rq) – Kasus terjangkit Demam Berdarah Dangue (DBD) di wilayah Kabupaten Cirebon meningkat drastis satu bulan terakhir. Hal tersebut disampaikan oleh Boby selaku aktivis sosial dan penegak informasi publik, Senin (8/7/2025).

Dikatakan Boby, berdasarkan informasi yang berhasil diperoleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Cirebon, data terakhir yang masuk ke Dinas saja katanya sudah mencapai kurang lebih 1000 kejadian. Namun yang sudah di identifikasi dan positif DBD kurang lebih mencapai 600 kasus di wilayah kabupaten Cirebon.

“Kami sudah melakukan konfirmasi kepada Dinas Kesehatan kabupaten Cirebon atas sejumlah kejadian DBD di sejumlah wilayah, seperti di desa Sarabau, desa Pamengkang, desa Bodesari, desa Mayung dan beberapa desa lainnya. Ternyata memang datanya sangat tinggi. Ada kurang lebih 1000 laporan DBD yang diterima Dinkes dan 600 kurang lebihnya memang positif DBD,” jelasnya.

Terkait kasus DBD yang menimpa anak di desa Bodesari yang menyebabkan meninggal dunia, menurut Boby, informasi tersebut sudah diterima oleh Dinas Kesehatan kabupaten Cirebon. Namun terkait tindak lanjut penanganannya, Dinkes akan berkoordinasi dengan pihak puskesmas setempat untuk melakukan identifikasi lapangan guna tindak lanjut yang akan dilakukan.

“Terkait pengaduan masyarakat di desa Bodesari, itu sudah masuk ke Dinas. Tinggal nanti dari puskesmas akan melakukan identifikasi, apa penyebab – penyebabnya sehingga terjadi kasus DBD. Nanti akan di cari tahu penyebabnya supaya bisa dilakukan penanganan yang tepat sasaran,” tambahnya.

Boby yang juga sebagai Wakil Ketua Umum LSM Cakrabuana Indonesia Bersatu menghimbau kepada masyarakat untuk selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat dan pihak puskesmas, guna menentukan langkah – langkah yang perlu diambil ketika menemukan kasus terkait kesehatan di lingkungannya masing – masing.

“Saya secara pribadi maupun profesi, menghimbau kepada masyarakat untuk aktif berkoordinasi dengan pemerintah desa maupun puskesmas setempat jika menemukan kasus terkait kesehatan warga di lingkungannya masing – masing. Baik DBD ataupun penyakit lainnya yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut dari pihak – pihak terkait,” tegasnya.

Jika ada masyarakat yang merasa dipersulit oleh pelayanan birokrasi pemerintah, Boby menyarankan agar masyarakat membuat pengaduan. Pihaknya juga siap membantu bila ada masyarakat yang membutuhkan bantuannya, guna menindaklanjuti persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam hal pelayanan publik.

“Kepada masyarakat yang merasa dipersulit saat meminta pelayanan kepada pemerintah, silahkan membuat pengaduan. Kalau masih belum juga sesuai harapan, kami siap membantu. Silahkan sampaikan kepada kami, baik dalam bidang kesehatan, bidang sosial, maupun pendidikan. Insyallah kami siap membantu,” pungkasnya. (R01/ris)