Lanjut ke konten

Desa Weru Lor Wujudkan Kemandirian Pangan Melalui Program Ketahanan Pangan Terintegritas

26 Oktober 2025

CIREBON (rq) – Pemerintah Desa Weru Lor, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon terus berinovasi dalam memperkuat sektor ketahanan pangan melalui pengelolaan terpadu antara pertanian, peternakan dan perikanan. Desa ini menjadi salah satu contoh penerapan ekosistem pangan berkelanjutan di wilayah Cirebon.

‎Kuwu Weru Lor, Hasan Bisri, menjelaskan, bahwa program ketahanan pangan di desanya mencakup penanaman jagung ungu, sebagai persiapan untuk peternakan sapi yang akan dilaksanakan beberapa bulan kedepan. Selain itu, pihaknya juga tengah melaksanakan budidaya ikan gurami, serta peternakan kambing.

‎“Sistem ketahanan pangan ini kami buat sebagai ekosistem, daun jagung bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman jagung. Semuanya akan saling mendukung dan membuat sebuah ekosistem untuk program ketahanan pangan desa kami,” ujarnya, saat penanaman bibit jagung ungu, Sabtu (25/10/2025).

Dirinya juga menjelaskan, bahwa ‎air kencing sapi dari peternakannya akan dimanfaatkan sebagai pengusir tikus dan bahan pupuk alami. Sehingga ketergantungan pada pupuk kimia bisa ditekan.

“Semuanya akan kita coba manfaatkan, sehingga akan tercipta sistem pertanian yang ramah lingkungan. Semoga semuanya dapat berjalan dengan baik, sehingga sistem yang kami lakukan dapat menjadi contoh penerapan metode pertanian dan peternakan berbasis lingkungan,” tambahnya.

‎Sementara itu, Camat Weru, Hevazi Aldahary, mengapresiasi langkah pemdes Desa Weru Lor yang telah memanfaatkan dana desa untuk mendukung program ketahanan pangan nasional, sebagaimana dicanangkan oleh Presiden.

‎“Desa Weru Lor menjadi salah satu contoh yang baik. Melalui BUMDes, mereka menanam jagung di lahan seluas sekitar satu hektare. Kami berharap hasilnya bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ungkapnya.

‎Ia juga menambahkan, tantangan di Kecamatan Weru cukup unik karena sebagian besar lahan produktif tidak berada di wilayah desa masing – masing. Namun meski begitu, semangat kolaborasi antardesa tetap menjadi kunci keberhasilan program ini.

‎“Kalau program ini berhasil, bukan hanya jagung yang dikembangkan, tapi juga peternakan dan sektor lainnya. Hasilnya nanti bisa masuk ke Pendapatan Asli Desa (PADes) dan digunakan kembali untuk pembangunan masyarakat,” jelasnya.

‎Dengan konsep ekosistem pangan terpadu, Desa Weru Lor tidak hanya mendukung program nasional ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang peningkatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat desa. (ta)